Jika terbiasa blusukan ke hutan gunung dan pantai,pada liburan kali ini mencoba membuat sebuah perjalanan dengan tema Solo Backpacker Ke Garut Trip Sejarah dan Budaya. Semua berawal dari sebuah postingan salah satu member Backpacker Nusantara yang menceritakan tentang sebuah makam penyebar agama Islam yang berdampingan dengan sebuah candi Hindu dan merupakan satu-satunya candi yang berada di tanah sunda Garut.
Memulai perjalanan kali ini saya coba untuk Solo Backpacker ke Garut pergi sendiri menyusuri sebuah kota yang banyak orang menyebutnya sebagai Swiss Of Java Indonesia. Sebuah kota yang sudah terkenal dengan icon gunung Papandayan dan dodol chocodot sebagai oleh-olehnya.
ITINERARY SOLO BACKPACKER KE GARUT
Day 1
Menikmati sore di Situ Bagendit
Mencicipi es Goyobod
Menikmati malam di alun-alun Garut
Bermalam di Wisma LEC
Day 2
Menuju Situ Cangkuang
Menyusuri desa adat Kampung Pulo
Ziarah ke makam Mbah Arief Muhammad (salah satu penyebar agama Islam)
Mengintip candi mungil candi Cangkuang
Belanja oleh-oleh khas Garut
START DARI BEKASI ! SOLO BACKPACKER KE GARUT DENGAN BUS PRIMAJASA
Pagi sekitaran jam 9 saya memulai ritual perjalanan sendiri kali ini,kenapa memilih sendiri ? Karena ingin menciptakan sesuatu pengalaman yang berbeda tentunya. Jika biasa ke Garut dengan trip rombongan,tapi kali ini fokus ingin sendiri. Menikmati langkah demi langkah dan detik demi detik menantikan kejutan apa yang akan di temui dalam perjalanan nanti.
Bus Primajasa adalah salah satu bus favorite bagi warga ibu kota yang ingin berpergian ke daerah tanah Pasundan Jawa Barat. (Purwakarta-Bandung-Garut-Tasikmalaya). Selain busnya yang 24 jam,tidak akan sulit untuk mencarinya. Ongkosnya juga relatif murah.
Dengan estimasi normal Bekasi-Garut selama 6 jam,berharap sampai tujuan jam 3 sore. Namun tanpa dugaan,jalur utama Ngarek Macet parah. Dengan begitu harus bersabar karena banyak waktu terbuang imbas dari macet tersebut. Akhirnya jam 6 Magrib baru tiba di terminal Guntur Garut.
Rencana tinggal rencana,itinerary yang sudah di buat untuk menikmati sore di Situ Bagendit sambil menikmati es Goyobod pun gagal. Ihklas kan saja lah masih ada hari esok untuk menikmati suasana Situ Cangkuang. Sedikit Informasi tentang Situ Bagendit. Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Garut Jawa Barat. Situ Bagendit merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamukt.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan, mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit. Para pengunjung juga dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.
Situ Bagendit Pict By @asligarut_
Menurut salah satu teman yang pernah kesini. Waktu terbaik ialah saat sore hari sambil menikmati penampakan sunset matahari terbenam dan di temani secangkir es Goyobod. Menurutnya ? banyak penjual es Goyobod yang menjual jajanannya di sekitaran Situ Bagendit.
Es Goyobod Pict By @umai_mi
Es goyobod adalah minuman dingin yang berbasis pada santan yang mirip dengan es campur. Minuman ini terbuat dari es serut, santan, gula cair, dan sari pati kacang hijau yang dibekukan yang dikenal sebagai hunkwe. Bahan lainnya termasuk alqukat dan kelapa yang diparut. Konon katanya es Goyobod merupakan minuman khas Garut tapi ada juga yang bilang kalau es Goyobod juga asli Bandung.
WISMA LEC ! REKOMENDASI PENGINAPAN MURAH UNTUK BACKPACKER KE GARUT
Gagal menikmati sore di Situ Bagendit,saya putuskan langsung mencari penginapan yang sudah di rencakan sebelumnya. Jika pada sebelumnya saya mencari penginapan murah ala kantong Backpacker di berbagai aplikasi perjalanan,tapi tidak ada satupun yang harganya cocok dengan kontong pribadi. Pada pencarian di Google,saya menemukan sebuah penginapan yang pas dengan kantong begitupun lokasinya yang hanya 100 meter dari terminal Guntur. Penginapan yang di maksud ialah Wisma LEC,kalau tidak salah penginapan tersebut milik Pemda Garut.
Wisma LEC Garut adalah fasilitas penginapan bagi peserta yang sedang mengikuti kegiatan diklat yang dilaksanakan di LEC Garut, maupun tamu umum yang hendak menginap. Buka setiap hari, selama 24 jam. Tersedia aneka kamar dengan ragam fasilitas, seperti yang tertera dibawah ini:
Harganya yang ramah,tempatnya juga rapih dan bersih. Pokoknya rekomend banget buat sobat yang ingin Backpacker ke Garut. Menurut penjaga wisma ? banyak pendaki dari berbagai daerah menjadikan tempat ini sebagai tempat istirahat. Coba bayangkan kan dalam 1 kamar terdapat 4 bed/kasur. Belum tentu bisa di temukan di penginapan lain dengan harga segitu.
Penampakan Dari Luar Penampakan Dari Dalam Penampakan Sisi Ruang Tengah
MENIKMATI MALAM DI ALUN-ALUN GARUT ALA BACKPACKER
Setelah tiba di penginapan untuk mengambil kunci kamar dan menaruh sebagian barang yang di bawa,itinerary selanjutnya ialah mencari makan malam. Saya memutuskan untuk mencari makan malam di sekitaran alun-alun Garut. Keluar dari penginapan menuju ke terminal Guntur dengan jalan kaki tepatnya,entah kenapa tiba-tiba rasa takut/khawatir itu muncul. Suasana sekitar terminal tampak sepi,padahal waktu itu masih menunjukan jam 19.30 malam.
Terdengar suara gonggongan anjing dari kejauhan yang membuat suasana pikiran tidak karuan. Jadi teringat kalau dulu pernah membaca tulisan dari seorang blogger yang menceritakan dalam tulisannya pernah di perlakukan tidak enak oleh oknum preman/calo terminal Guntur. Disana juga tidak tampak satu pun pendaki yang tiba di terminal. Padahal jika akhir pekan tiba ? Terminal Guntur akan di penuhi rombongan pendaki yang akan mendaki berbagai gunung di Garut seperti Papandayan,Guntur dan Cikurai. Saya coba mencari informasi dan ternyata semua gunung di Garut tutup pendakian. Coba menenangkan pikiran,kalau kedatangan Solo Backpacker ke Garut untuk liburan,masa takut.
Alun-Alun Garut
Dalam perjalanan menuju alun-alun Garut,saya menyewa jasa ojek dengan tarif 10K. Tidak banyak yang dilakukan disini,hanya sebatas makan dan menikmati malam alun-alun Garut. Tampak disekitar muda mudi yang sedang beramadu kasih yang tentu saja bikin baper.
Dari pada iri liat kemesraan mereka,lebih baik cabut dan kembali ke penginapan. Perjalanan kembali ke penginapan,saya menaiki jasa ojek dengan tarif yang sama 10K. Sampai penginapan langsung mandi,tidur dan istirahat.
MENUJU SITU CANGKUANG ! ALTERNATIF PILIHAN UNTUK BACKPACKER KE GARUT
Pagi tiba dan alarm berbunyi,pertanda ini hari terakhir solo backpacker saya di Garut. Langsung berkemas dan bersiap-siap menuju agenda utama yaitu Situ Cangkuang. Setelah semua siap ? langsung menuju receptionis untuk check-out dari kamar. Perjalanan menuju Situ Cangkuang,saya menaiki angkot menuju alun-alun kecamatan Leles. Sayangnya waktu tiba di alun-alun Leles,hujan turun dengan sangat derasnya. Mau tidak mau saya harus mencari sebuah warung untuk berteduh. Kebetulan perut belum sarapan pagi,sekalian saja moment ini di jadikan untuk mencari sarapan pagi sambil menunggu hujan reda.
BACKPACKER KE GARUT BIAR LENGKAP NAIK KENDARAAN KHAS GARUT YAITU DELDOM
Perut pun sudah terisi,sekarang waktunya menuju Situ Cangkuang. Biar lebih sedikit berbeda ? bukan naik angkot atau ojek,melaikan saya lebih memilih naik delman. Sebenarnya ingin menaiki deldom atau delman dengan hewan Domba sebagai tenaga penggeraknya. Namun menurut informasi yang di dapat dari masyarakat setempat. Deldom atau delman Domba tidak di gunakan lagi untuk transportasi,dan kini di ganti oleh Kuda sebagai tenaga penggeraknya.
Deldom (Delman Domba)
For Your Information : Deldom atau delman Domba adalah kendaraan tradisional khas Garut yang sekarang sering di jadikan sebagai kendaraan wisata.
Untuk menuju Situ Cangkuang dari alun-alun kecamatan Leles,terapat 2 pilihan transportasi. Bisa dengan ojek yang tarifnya lebih mahal ataupun naik delman yang tarifnya lebih murah namun menunggu hingga penuh terlebih dahulu,jika belum penuh delman tidak akan jalan. Demi wibawa,saya putuskan untuk mencarter delman seharga 35K. Maklum jika di Jakarta tidak pernah naik delman,jadi keliatan norak nya seperti apa.
Naik Delman Donk (Noraak)
Perjalanan kurang lebih 3 Km untuk menuju pintu masuk Situ Cangkuang. Sepanjang perjalanan di sungguhi eloknya pemandangan gunung Guntur dari kejauhan dan persawahan milik penduduk lokal yang mempermanis pemandangan. Tanpa terasa 20 menit perjalanan tiba juga si pintu masuk Situ Cangkuang.
For Your Information : Situ Cangkuang merupakan sebuah danau yang mengelilingi sebuah pulau kecil yang bernama pulau Cangkuang. Pulau tersebut merupakan sebuah situs cagar budaya karena memiliki sebuah perkampungan adat,sebuah candi dan sebuah makam. Untuk menuju pulau tersebut,pengunjung di wajibkan menaiki sebuah rakit tradisional untuk menyebrang menuju pulau Cangkuang.
Dengan membayar 10K,saya langsung mengeksplore dengan menaiki sebuah rakit yang sudah berjejer rapi menanti para pengunjung. Tidak ada biaya tambahan untuk menaiki rakit tersebut,semua sudah dalam 1 paket. Dalam 1 rakit bisa menampung kurang lebih sampai 20 orang. Kurang lebih hanya 15 menit menaiki rakit untuk menuju pulau Cangkuang. Sampai di dermaga pulau Cangkuang,saya langsung di sambut oleh warung-warung yang menjajakan aneka jajanan dan oleh-oleh.
Naik Rakit Menuju Pulau Cangkuang Situ Cangkuang
Di dalam sebuah pulau,terdapat sebuah kampung tradisional yang kental akan nilai budaya warisan leluhur. Kampung tersebut bernama Kampung Pulo,ada yang unik dari kampung tersebut. Menurut cerita rakyat itu sendiri, masyarakat Kampung Pulo ini dulunya mayoritas memeluk agama Hindhu, kemudian Embah Dalem Muhammad singgah di daerah ini karena ia terpaksa mundur karena mengalami kegagalan dalam penyerangan terhadap Belanda.
Selamat Datang Di Cagar Budaya
Karena kegagalan ini, Embah Dalem Arif Muhammad tidak mau kembali ke Mataram karena malu dan takut pada Sultan Agung, beliau memilih untuk menetap di daerah Cangkuang yaitu di Kampung Pulo dan mulai menyebarkan agama Islam pada masyarakat kampung Pulo hingga beliau wafat dan dimakamkan di Kampung Pulo. Meski disebut kampung, warga Kampung Pulo hanya di isi 6 kepala keluarga (KK). Jumlah ini dibatasi, tidak boleh bertambah atau dikurangi. Demikian juga bangunan,hanya 6 bangunan dan 1 langgar di Kampung Pulo.
Plang Masuk Menuju Kampung Pulo
Konon, aturan itu merupakan simbol keluarga Eyang Dalem Arif Muhammad, pendiri Kampung Pulo. Prajurit Mataram ini mengasingkan diri setelah pasukannya tercerai-berai saat menyerang Batavia pada abad ke-17. Ia punya enam anak perempuan yang menempati enam rumah, dan seorang anak laki-laki yang disimbolkan sebagai langgar. Bangunan rumah berjajar membentuk huruf U, dengan langgar berdiri di ujung barat permukiman. Seluruhnya adalah bangunan panggung dengan bentuk atap “jolopong”.
Penampakan Rumah Tradisional Kampung Pulo
Demi menjaga jumlah keluarga dan bangunan, di Kampung Pulo berlaku sistem “neolocal residence”. 15 hari setelah menikah, pasangan pengantin harus meninggalkan Kampung Pulo untuk menetap di daerah lain. Mereka dapat menggantikan tinggal di rumah adat apabila orangtuanya meninggal. Hak waris rumah adat diberikan kepada anak perempuan tertua. Jika ia menolak, hak waris dapat diberikan kepada adik perempuannya. Selain itu masih ada peraturan wajib yang harus di patuhi salah satunya :
Tidak Boleh Berziarah Pada hari Rabu
Tidak boleh memukul atau menabuh gong besar dari perunggu
Tidak boleh membuat rumah beratap Jure/Prisma, selamanya harus memanjang.
Tidak boleh menambah dan mengurang bangunan poko juga kepala keluarga
Tidak boleh memelihara hewan ternak besar berkaki empat
BACKPACKER KE GARUT ! SEMPATKAN DIRI MENGINTIP CANDI CANGKUANG
Selain dasa adat Kampung Pulo yang unik,di Pulau Cangkuang juga terdapat sebuah Candi Hindu yang konon katanya merupakan satu-satunya candi Hindu di tanah Sunda. Yang menariknya ? Lokasi candiri berdiri tegak berdampingan dengan makam pendiri Kampung Pulo.
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893 mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam dan arca Syiwa yang dimaksud memang diketemukan. Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan sebuah bangunan candi.
Penampakan Sebuah Candi Hindu Dan Makam Islam
Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama Hindu (kira-kira abad ke-8M, satu zaman dengan candi-candi di Situs Batujaya dan Cibuaya, yang mengherankan adalah adanya pemakaman Islam di sampingnya.
Pada awal penelitian terlihat adanya batu yang merupakan reruntuhan bangunan candi dan di sampingnya terdapat sebuah makam kuno berikut sebuah arca Syiwa yang terletak di tengah reruntuhan bangunan. Dengan ditemukannya batu-batu andesit berbentuk balok, tim peneliti yang dipimpin Tjandrasamita merasa yakin bahwa di sekitar tempat tersebut semula terdapat sebuah candi. Penduduk setempat seringkali menggunakan balok-balok tersebut untuk batu nisan.
Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti melakukan penggalian di lokasi tersebut. Di dekat kuburan Arief Muhammad peneliti menemukan fondasi candi berkuran 4,5 x 4,5 meter dan batu-batu candi lainnya yang berserakan. Dengan penemuan tersebut Tim Sejarah dan Lembaga Kepurbakalaan segera melaksanakan penelitian didaerah tersebut. Hingga tahun 1968 penelitian masih terus berlangsung. Proses pemugaran Candi dimulai pada tahun 1974-1975 dan pelaksanaan rekonstruksi dilaksanakan pada tahun 1976 yang meliputi kerangka badan, atap dan patung Syiwa serta dilengkapi dengan sebuah joglo museum dengan maksud untuk dipergunakan menyimpan dan menginventarisir benda-benda bersejarah bekas peninggalan kebudayaan dari seluruh Kabupaten Garut.
Dalam pelaksanaan pemugaran pada tahun 1974 telah ditemukan kembali batu candi yang merupakan bagian-bagian dari kaki candi. Kendala utama rekonstruksi candi adalah batuan candi yang ditemukan hanya sekitar 40% dari aslinya, sehingga batu asli yang digunakan merekonstruksi bangunan candi tersebut hanya sekitar 40%. Selebihnya dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi.
Candi Cangkuang merupakan candi pertama dipugar, dan juga untuk mengisi kekosongan sejarah antara Purnawarman dan Pajajaran. Para ahli menduga bahwa Candi Cangkuang didirikan pada abad ke-8, didasarkan pada tingkat kelapukan batuannya, serta kesederhanaan bentuk (tidak adanya relief) sumber Wikipedia.
Meskipun candi ini mungil dan kecil,bahkan lebih kecil dari pada gapura pada umumnya. Walaupun begitu,candi ini tetap menarik karena punya nilai sejarah yang amat panjang. Ketika saya melihat candi tersebut bukan kecewa karena tidak seperti candi yang pernah saya liat dan megah. Justru saya di buat kagum,karena merupakan candi satu-satunya di tatar Sunda.
HARI TERAKHIR BACKPACKER KE GARUT DI TEMANI TOUR GUIDE CILIK
Tidak selamanya menjadi solo Backpacker itu kesepian karena tidak ada yang menemani. Buktinya pada waktu itu saya di temani seorang anak kecil berusia 5 tahun yang menemani mengelilingi pulau Cangkuang. Anak tersebut merupakan anak dari Bapak perahu rakit yang sebelumnya mengantarkan saya menyebrang ke Pulau Cangkuang.
Di Temani Tour Guide Cilik Kayak Anak Dan Bapak
BACKPACKER KE GARUT TIDAK BISA LEPAS DARI CHOCODOT
Menjelang siang,saya putuskan meninggalkan Situ Cangkuang. Perjalanan kembali ke alun-alun Leles saya menaiki delman sama seperti ketika berangkat. Itinerary selanjutnya ialah berburu belanja oleh-oleh chocodot dan pulang kembali ke Jakarta. Sudah pada tahu kan chocodot itu apa ? Chocodot ialah cokelat yang di lapisi dodol. Makanan satu ini merupakan makan wajib di beli untuk oleh-oleh. Selain rasanya yang unik,bentuk dan tampilannya juga menarik.
Oleh-Oleh Khas Tampilannya Bikin Menggoda
Oleh-oleh sudah di dapat,sekarang waktunya pulang kembali ke Jakarta mengingat besok harus sudah kembali bekerja. Dalam perjalanan pulang saya kembali menaiki bus Primajasa AC dengan tarif 45K
TIPS BACKPACKER KE GARUT
Jika berkunjung ke Garut,jangan lewatkan berkunjung ke salah satu situs cagar budaya Cangkuang. Tempat tersebut bisa di jadikan alternatif pilihan. Dan rekomendasi penginapan murah ala backpacker. Wisma Lec bisa di jadikan alternatif pilihan bersama keluarga, untuk informasi lengkapnya silahkan
Bagaimana ? apakah tertarik Backpacker ke Garut trip sejarah dan budaya.
51 thoughts on “SOLO BACKPACKER KE GARUT TRIP SEJARAH DAN BUDAYA”
kayanya aku butuh liburan ke Garut, keren keren yaaa. aku baru tau lho, ke Garut waktu itu pas mendaki ke gunung Papandayan sebelum jadi tempat wisata. Makasih infonya, sangat bermanfaat ^^
Dulu gue ke Garut juga ngeteng. Tapi nginep di Bandung, terus pagi² banget naik elf ke Garut. Turun di Leles juga. Pulangnya ke terminal, ambil bus ke Jakarta. Cangkuang tempatnya keren. Jadi pengin eksplorasi Garut, masih banyak tempat yang belum dikunjungi.
Surprise banget dengar kata cangkuang mas…secara nenek moyang papa sy dari cangkuang, dulu waktu kecil hingga abg kalau lebaran sy sll ke cangkuang..skrg ga pernah kesana lagi makanya senang sekali baca artikel ini.
Terakhir ke garut waktu pendakian ke cikuray setahun lalu…rasanya ngenes banget ga bisa berkunjung ke cangkuang.
wah, menarik mas Candi Cangkuang. bikin penasaran.
cuma keknya agak spooky ya kalo jalan sendiri ke sana? 😍
makasih udah sharing mas, artikelnya informatif sekali
Aku taunya garut cuma gunungnya..hehe salah satunya Gunung Papandayan…
kalo wisata alam lain kayanya lagi pengen dan penasaran sama Sukabumi..hehe maaf OOT wkwk
Hello. I see that you don’t update your website too often. I know
that writing articles is boring and time consuming.
But did you know that there is a tool that allows you to create new posts using existing content (from
article directories or other websites from your niche)?
And it does it very well. The new articles are high quality
and pass the copyscape test. Search in google and try: miftolo’s tools
kayanya aku butuh liburan ke Garut, keren keren yaaa. aku baru tau lho, ke Garut waktu itu pas mendaki ke gunung Papandayan sebelum jadi tempat wisata. Makasih infonya, sangat bermanfaat ^^
sama sama mba 🙂
paling suka di sana danaunya ya dikelilingi banyak gunung ,indahnya
coba kunjungi donk 🙂
Seru banget jalan-jalannya, jadi pingin main ke Garut! Mas, perbanyak info penginapan murah dong hehe
cuma itu sih rekomendasi penginapan yang murah
Kalo solo-an begitu ya asyiknya fleksibel jadi banyak tempat yang bisa dikunjungi kadang malah menemukan tempat wisata antimainstream.
bener bgt,lebih terasa menikmatinya perjalanan sebagai Solo Backpacker itu,
Murah bgt itu 70 an udah bisa 4 org. Aku dlu dpt pnginapan sekitar 300 an per malamnya untk 4 org. Tapi gak di Garut sih.
Iya recmoed banget kan,kantong para Backpacker
Backpaker terus ini, baru sekali ke garut, candi itu emnk kudu di kunjungi mas
boleh lah kalau lagi bluskan ke garut kang
Dulu gue ke Garut juga ngeteng. Tapi nginep di Bandung, terus pagi² banget naik elf ke Garut. Turun di Leles juga. Pulangnya ke terminal, ambil bus ke Jakarta. Cangkuang tempatnya keren. Jadi pengin eksplorasi Garut, masih banyak tempat yang belum dikunjungi.
terus di leles ngapain mba
Di Leles ya ambil delman buat ke Cangkuang. Nggak ada tempat wisata lain di situ.
ada kebun ragunan kalo ga salah,kebon ragunan leles
Wah, waktu itu fokusnya ke Cangkuang saja. Ternyata Garut banyak tempat wisata, ya. Ini berarti harus atur jadwal buat ke sana lagi, nih.
Aku pernah punya wacana mau jalan-jalan ke Garut,, pas banget nih ada catetan komplitnya.
siiiippp mba dini,di tunggu ceritanya
Surprise banget dengar kata cangkuang mas…secara nenek moyang papa sy dari cangkuang, dulu waktu kecil hingga abg kalau lebaran sy sll ke cangkuang..skrg ga pernah kesana lagi makanya senang sekali baca artikel ini.
Terakhir ke garut waktu pendakian ke cikuray setahun lalu…rasanya ngenes banget ga bisa berkunjung ke cangkuang.
uiiiiiihhhh keren,punya sejarah tersendiri donk yah
Waah, seru nih. Kapan – kapan kalau ke Jabar lagi ke Garut ah. Nice infonya Bang 😀
sip mbak
Pengen jadiin target keliling candi peninggalan yang ada di Indonesia, tapi itu Candi Cangkuang dipagar gak ya? Makasih buat infonya
ga kok sama kaya candi pada umumnya
Kenapa ya kita nggak boleh berziarah pada hari Rabu di sana?
Ouh itu sudah ada aturannya sendiri dari leluhur mereka.
belm pernah tuh nyoba naik rakit, kayaknya serunya hehe
Wow, lucu banget tuh kereta domba … seumur2 aku belum pernah nyobain 😁.
Si anak kecil lucu juga ya, diajak foto nempel kayak udah kenal lama … hehehe
Situ Bagenditnya keren! Bagus banget buat foto-foto 😀
Sekilas tempat penginapannya mirip sekolah dasar gitu ya kalau di lihat dari luar. Haha
Naik delman seru ya…
Saya belum pernah naik delman, sekarang udah jarang banget ada delman
wah, menarik mas Candi Cangkuang. bikin penasaran.
cuma keknya agak spooky ya kalo jalan sendiri ke sana? 😍
makasih udah sharing mas, artikelnya informatif sekali
kayaknya sih kurang deh…
Es goyobod nya menggoda sekali tuh..
ini kalau jakarta sulit di cari loh
Delman domba garut. Ga biasa banget itu 😀
Unik kan,cuma garut doank yang punya nih
seru juga naik delman domba, baru tau ada delman ditarik sama domba
cuma di garut aja ini loh
Aku taunya garut cuma gunungnya..hehe salah satunya Gunung Papandayan…
kalo wisata alam lain kayanya lagi pengen dan penasaran sama Sukabumi..hehe maaf OOT wkwk
hahahaha Sukabumi coba masukin tuh kang kamar nyi roro kidul 😉
T.kasih berziarah ke weblog saya seadanya ni tuan.
Keluasan rumah di sini juga agak memuaskan.
Rumah yang besar tak semestinya lebih bagus.
Hello. I see that you don’t update your website too often. I know
that writing articles is boring and time consuming.
But did you know that there is a tool that allows you to create new posts using existing content (from
article directories or other websites from your niche)?
And it does it very well. The new articles are high quality
and pass the copyscape test. Search in google and try: miftolo’s tools
Akhir bulan ini mau trip garut, backpacker, sendiri, dari bekasi juga. Sip ikutin cara diatas, haha. Bermanfaat lho, terimakasih
sama sama kak
hallo mas makasih reviewnya, dari alun2 garut ke leles jauh ? naik apa ya. saya mau kesan nih des
biar seru naik delman aja kak
Saya udah lama nih kepengen banget backpackeran mas bro
Semoga tahun ini bisa terlaksana
Seru juga yah di Garut.
Udah murah, banyak juga tempat wisatanya.
Infonya menarik nih 🙂