Geopark Ciletuh merupakan salah satu taman batu kelas dunia yang baru saja di resmikan oleh UNESCO selain Taman Nasional Gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat. Bicara tentang Geopark Ciletuh,banyak sekali potensi wisata yang di tawarkan. Namun tidak semua bisa dengan mudah di explore,masih banyak wisata alam di Geopark Ciletuh yang belum banyak di jamah manusia. Jangan kan untuk di explore,warga pribumi Sukabumi juga masih banyak yang belum mengetahuinya jika Geopark Ciletuh masih banyak menyimpan wisata alam yang tersembunyi.
Salah satunya air terjun atau Curug Puncak Jeruk. Pada edisi kali ini saya akan menceritakan perjalanan menuju salah satu air terjun atau curug yang masih berada di lokasi Geopark Ciletuh, yaitu Curug Puncak Jeruk. Curug tersebut masih perawan dan jarang di jamah oleh manusia. Pastinya perjalanan tersebut penuh rintangan dan tantangan.
TOURING KE GEOPARK CILETUH SEBELUM MENUJU CURUG PUNCAK JERUK
Memulai start dari Depok dengan estimasi perjalanan 8 jam untuk tiba di Puncak Darma. Rute yang di lalui via Loji untuk memangkas waktu. Buat yang pernah mencicipi jalur sabuk via Loji pasti akan terkagum dengan pemandangan yang di tawarkan. Pantas saja jika jalur tersebut dinobatkan salah satu jalur terindah di pulau Jawa.
Setibanya di Puncak Darma,langsung memutuskan menuju Curug Puncak Jeruk. Minimnya informasi yang kita dapat membuat kebingungan dan bertanya-tanya. Sayangnya setiap penduduk lokal yang di tanya,tidak ada yang mengetahui lokasi Curug Puncak Jeruk. Bahkan mereka baru mendengar nama curug tersebut.
Kita beralasan mengunjungi Curug yang jarang di kunjungi punya sensasi tersendiri ketimbang Curug yang ramai dikunjungi selain alasan kita akan camping di Curug Puncak Jeruk.
33 KM DARI PUNCAK DARMA MENUJU CURUG PUNCAK JERUK DENGAN BANTUAN GOOGLE MAPS
Mencari lokasi Curug Puncak Jeruk dengan bertanya kepada penduduk sekitar namun hasilnya tidak memuaskan. Lalu kita putuskan dengan menggunakan bantuan Google Maps. Petunjuk dari Google Maps menunjukan antara titik kita di puncak Darma menuju Curug Puncak Jeruk kurang lebih 33 KM dengan estimasi perjalanan 1 jam 30 menit.
Dengan rasa penuh percaya diri kita ikuti petunjuk dari Google Maps. Rute yang kita lalui tidak melawati pantai Palampang,melainkan rute menuju kecamatan Ciemas. Rute yang bener-bener membuat kita gila,kenapa ? Karena rute awal yang kita lalui tersebut sedang dalam perbaikan. Sementara kita dengan rasa penuh percaya diri dan rasa tak berdosa melalui rute tersebut meskipun jalan itu sedang tahap perbaikan.
TERSESAT !!! MENYUSURI CURUG PUNCAK JERUK MASUK KE HUTAN
Sudah 1 jam lebih bahkan 2 jam lamanya tapi tidak menemukan lokasi Curug Puncak Jeruk. Sesekali kita bertanya kepada penduduk lokal namun hasilnya nihil. Jalur yang bebatuan dan rusak parah menjadi cerita tersendiri. Coba bayangkan? 33 KM rute yang kita lalui rusak parah,tak sedikitpun menemukan jalan yang mulus. Entah ada angin apa petunjuk dari Maps mengarahkan kita memasuki hutan dan perkebunan cengkeh dan pinus. Makin kesana rute yang kita lalui bener-bener membelah hutan bahkan tidak menemukan jalur selanjutnya “buntu”.
Perut lapar,mata merah,gigi kuning dan rasa kantuk seakan-akan membuat kita kelelahan dan hampir putus asa. Yakin !! Maps yang mengarahkan kita juga ngantuk dan lapar,buktinya kita dibawa sampai tersesat di tengah-tengah hutan. Ditambah kondisi bensin yang mulai menipis dengan situasi seperti ini seakan tidak mungkin untuk melanjutkan perjalanan menyusuri Curug Puncak Jeruk.
Lalu kita putuskan kembali ke perkebunan cengkeh entah milik siapa yang begitu luasnya. Kebetulan ketemu dengan seorang penduduk lokal yang sedang mencari pangan untuk hewan ternaknya. Di kesempatan itu pula kita mempertanyakan arah dan lokasi Curug Puncak Jeruk.
Baca Juga : Jalan-Jalan Ke Pasar Malam Tradsional
Menurutnya ? Curug Puncak Jeruk masih jauh dan butuh kurang lebih 2 jam untuk bisa sampai di lokasi tersebut. Bagaimana ini jika memaksakan kemungkinan bisa sampai tapi tidak bisa pulang dan pasti kehabisan bensin. Ditambah jalan bebatuan rusak parah yang tidak ada ujungnya menambah rasa malas untuk melanjutkan perjalanan. Penuh rasa dilematis dengan situasi sulit seperti ini membuat pikiran tambah kacau. Lebih baik kita putuskan untuk istirahat beberapa jam sambil mencari keputusan ? Melanjutkan perjalanan menyusuri dan camping di Curug Puncak Jeruk atau kembali ke Geopark Ciletuh. Walau berat hati sudah sejauh ini seakan tidak rela untuk kembali ke Geopark Ciletuh.
KETEMU MALAIKAT PERJALANAN MENYUSURI CURUG PUNCAK JERUK DI LANJUTKAN
Baca Juga : Menikmati Malam Di Kampoeng Sadang Light Festival Purwakarta
CURUG PUNCAK JERUK SERASA MILIK SENDIRI TIDAK ADA ORANG LAIN
Dengan kondisi jalan bebatuan menanjak yang rusak parah dan melewati kantor perkebunan,benar apa yang dikatakan oleh pemilik warung hanya perlu waktu 30 menit. Tak lupa kita ucapkan banyak terima kasih kepada pemuda itu karena dengan gagah dan baik hati mau mengantarkan kita sampai lokasi Curug Puncak Jeruk.
YANG UNIK DARI CURUG PUNCAK JERUK
Curug Puncak Jeruk ini memiliki keunikan tersendiri, karena terdiri dari dua buah air terjun yang bertingkat, selain itu curug ini memiliki ukuran lebar yang lebih dari air terjun pada umumnya yang ada di Jawa Barat. Air terjun yang pertama memliki lebar 40 Meter dengan tinggi 10 Meter
Meskipun air terjun ini tidak terlalu tinggi, namun memiliki lebar yang cukup luas, sehingga keindahannya memikat hati para wisatawan. Karena tebingnya berumpak-umpak menyerupai anak tangga,maka pengunjung pun dapat menaiki tebing air terjun yang pertama hingga berada diatasnya dan sekaligus berada dibawah curug ke-dua. Namun apabila kondisi debit air sungai Ciletuh sedang deras, tangga alami tersebut akan tertutup air dan sangat berbahaya apabila memaksakan diri menaikinya
MENYUSURI CURUG PUNCAK JERUK DATANG DI SAAT YANG TIDAK TEPAT
Efek musim kemarau yang panjang menyebabkan Curug tersebut terlihat mengering dan debit airnya sangat kecil. Meskipun dengan kondisi seperti itu,kedatangan kita memang disaat tidak tepat. Tapi kita bahagia karena bisa dengan puas bermain dengan Curug Puncak Jeruk tanpa ada gangguan dari pengunjung lain. Kalau bisa,nih Curug pengen kita bawa pulang.
Gila ya,, sudah jauh gak sesuai ekspektasi pula. Tapi perjalanannya sungguh tiada tara
belom pernah gue liat curug sesepi ini
wah airnya sedikit karena kemarau ya, wah kalau lagi banyak kayaknya lebih bagus ya
iya mba lagi musim kemarau pas datang
Berarti next trip bareng gua sama agan idris yes pak. Gas ciletuh lagi. Gemana..???
welcome bro..
Kalau untuk tempat-tempat terpencil begini saya ga pernah ngandelin google maps.. beberapa kali pengalaman hasilnya malah nyasar. Lebih baik pake GPS nya Global Penduduk Sekitar ehehe. Sayang air terjun nya lagi kering ya.
saya juga baru kali ini susur tempat terpencil kaya gini mba yang jarang di jamah orang
Aduhh,, sayang banget ya kak,, kurang greget jadinya, karena debit air terjunya lagi gk deras.
tapi dari semua itu, perjalanan menuju ke air terjun itu penuh perjuanga.. Semangat terus kak,,
mksh ommm……..
Itu pantat kalo kapalan modelnya kayak gimana ya? Hahhaha 😆
Duh sayang banget airnya kering, kalo gak pasti bagus banget ya kayak yang dibawah.
Bsok2 disuruh balik kesini lagi. Hahahah 😀
yang jelas jadi lebih semik dan montok 🙂
kering aja uda keren banget viewnya, gimana pas airnya lebih banyak, pasti makin menawan!
recomend deh mba ina,buat mengasingkan diri loh
Gak tertarik, saya mah cemen dan penakut hahaha.
Coba saja kalau ada akses yang lebih bagus yaa 🙂
justru keren begitu mbak,lebih natural dan alami