Pulau Jawa banyak sekali pilihan wisata yang cocok untuk para solo backpacker atau solo travelers,salah satunya Semarang. Kenapa saya memilih Semarang ???? penasaran aja sensasi apa yang akan saya rasakan disana nanti. Saya pun langsung menulis list itinerary yang akan saya kunjungi nanti,salah satunya
- Kota Lama
- Lawang Sewu
- Alun alun Simpang Lima
- Masjid Agung Semarang
- Bantir Hills
Sebenarnya cerita ini pengalaman liburan sendiri saya di Semarang bulan April 2017 yang lalu,maklum ini blog baru usianya juga belum 3 bulan hehehe jadi saya baru sempat menulisnya sekarang.,dari pada tidak sama sekali kan.
Sebelum berangkat saya biasa mencari informasi lebih dalam tentang Wisata Semarang. Tergabunglah saya dengan group FB yang bernama BACKPACKER JOGLOSEMAR (JOGJA,SOLO,SEMARANG).
Kebetulan saya sedang mencari penginapan murah di Semarang,dari forum itu saya di tawari untuk mengikuti acara ulang tahun Backpacker Nusantara Joglosemar yang ke2. Pas banget kedatangan saya sesuai dengan agenda acara teman-teman Backpacker Nusantara Joglosemar yang akan merayakan hari jadi yang ke2 mereka di Bantir Hills. Tanpa pikir panjang saya pun tertarik.

“Dari pada sewa penginapan mending ikut acara mereka biar lebih irit”
Perjalanan solo backpacker saya ke Semarang di mulai start dari St Pasar Senen Jakarta. Dengan harga tiket 120k yang sudah saya boking 1 bulan sebelumnya dengan nama kereta Tawang Jaya jurusan Psr Senen-Semarang Poncol. Tepat jam 23.00 kereta pun melaju dan ini pertama kalinya saya solo backpacker menggunakan transportasi kereta ke Semarang
Selama perjalanan kelas Ekonomi AC yang saya tumpangi dingin nya luar biasa,walaupun kelas Ekonomi tapi AC yang saya rasakan membuat saya mengigil hingga beberapa kali saya keluar masuk toilet buat buang air kecil. Norak banget ya….. Maklum biasa menggunakan bus kali ini coba-coba pakai kereta.
“Selamat Pagi Semarang !!!!!”
Tepat jam 06.15 pagi sampai juga di St Semarang Poncol,turun dari kereta saya putuskan mencari toilet. Sedihnya toilet Stasiun sudah penuh oleh penumpang yang baru turun sama seperti saya. Dan saya putuskan buat keluar Stasiun untuk mencari toilet umum semisal pom bensin terdekat.
“Sepertinya saya masuk angina,Ya Allah dah gak kuat lagi menahan ingin B.A.B”
Gak tau sudah berapa lama saya berjalan tapi tidak menemukan pom bensin terdekat,sugesti saya takut keluar duluan dan benar saja,akhirnya…………
“Byuuurr suara prepet pet pet saya boker di celana atau bahasa gaulnya (Cepirit)”.
Tenang tenang harus tenang dalam situasi sulit seperti ini dan saya ihklaskan kejadian tersebut. Sambil menahan dan akhirnya saya menemukan sebuah mesjid dengan semangat saya langsung bersih-bersih. Kebetulan situasi saat itu jam 7.30 pagi di masjid tidak ada siapapun,cuma saya sendiri. Dan hampir saja ketika saya baru keluar dari WC masjid tersebut,gerbang Masjid mau di kunci/gembok oleh penjaga masjid.
“Oh..my good !!!! Jika saya berlama lama di WC gak bisa kebayang apa yang akan terjadi selanjutnya mungkin saya bisa mati gaya,bisa masuk tapi gak bisa keluar”
Untung saja timing saya pas,jadi saya tidak tergembok di halaman masjid. Saat itulah saya juga menanyakan penjaga masjid arah dan rute menuju si penjaga masjid dengan baik hati memberikan petunjuk menuju Kota Lama.

“Ternyata Kota Lama Semarang beda jauh dengan Kota Tua Jakarta. Bedanya Kota Lama Semarang merupakan jalanan umum sangat berbeda dengan Kota Tua Jakarta”
Sambil duduk manis minum kopi di trotoar jalan Kota Lama. Saya tetap berkomunikasi dengan Mbak Jati yang merupakan salah satu panitia camping ceria acara tersebut. Oia Mbak Jati adalah panitia dari acara camping ceria Aniversary Backpcaker Nusantara yang ke-2
Baca juga : Solo Traveling Ke Jogja
“Terima kasih Mbak Jati, atas Informasi rute transportasi perjalanan hari pertama saya solo backpacker ke Semarang”
Dari Kota Lama saya melanjutkan perjalanan ke Lawang Sewu. Menurut saran Mba Jati,saya di sarankan menggunakan BRT (Bus Rapid Transit) atau biasa di sebut Trans Semarang dan minta turun di halte Balai Kota, dengan tarif 3500 saya pun mencoba salah satu transportasi favorit warga Semarang ini.

Sesampainya di Halte Balai Kota info dari Mba Jati saya harus jalan sedikit menuju pintu masuk Lawang Sewu. Perjalanan saya menuju Lawang Sewu dari halte Balai Kota berjalan kaki tepatnya. Ternyata trotoar kota Semarang begitu rapih dan tertib tidak ada pedagang kaki lima, begitupun banyak tempat duduk/kursi untuk bersantai di sepanjang trotoar dari Balai Kota menuju Lawang Sewu.


Akhinya sampai juga di Lawang Sewu yang merupakan salah satu icon kota Semarang,di tempat ini juga pernah di jadikan syuting salah satu acara ghaib. Gara-gara acara itu muncul sesosok penampakan di bagian ruang bawah tanah Lawang Sewu yang dampaknya bangunan Lawang Sewu menjadi semakin terkenal.
“Eits kedatangan saya bukan untuk uji nyali yah.. Tapi untuk menghilangkan rasa penasaran saya”
Lawang Sewu tidak seseram apa yang orang katakan. Apa mungkin kedatangan saya kesini di siang hari jadi tidak mendapatkan kesan mistis. Gak berharap juga sih bisa ketemu dengan mahkluk ghaib. Dari Lawang Sewu saya memutuskan untuk kuliner di alum-alun Simpang Lima,melihat di Maps jarak antara Lawang Sewu menuju Simpang Lima tidak terlalu jauh saya mau berjalan kaki saja.
“Jalan kaki saja biar keliatan kalau saya lagi Solo Backpacker ke Semarang eeeeaaaaa”..
Sesampainya di alun-alun Simpang Lima tujuan utamanya buat mencari makan/kuliner. Tapi kok masih pada tutup ya,dari pada saya kelaparan dan akhirnya saya cuma mendapatkan bubur ayam buat sarapan. Tau beginikan bisa beli sebelum sampai alun-alun Semarang.
“Semarang Panasnya rruuuuuar biasayaaahh….”
Sehabis makan saya putuskan untuk ngadem sejenak melepas lelah sambil menikmati lalu lintas kota Semarang. Buat saya kota Semarang bener-bener kota metropolitan di Jawa Tengah,banyak gedung pencakar langit,mall dan hotel.

Terakhir saya ke Semarang waktu tahun 2014 yang lalu,itu juga tidak terlalu memperhatikan secara detail tata kotanya. Dan sekarang saya sedang asik duduk di bawah pohon rindang alun-alun Simpang Lima dan dikelilingi gedung pencakar langit.
“Perjalanan di lanjutkan menuju Pasar Sumowono,Pasar Sumowono ialah tempat meeting point buat peserta yang mengikuti acara camping ceria di Bantir Hills“
Dari Simpang Lima saya kembali menggunakan tranportasi BRT/Trans Semarang menuju P.Sumowono,menurut info Mba Jati,menuju Sumowono saya harus transit/turun di Terminal Unggaran/Sisemut. Selama perjalanan dengan BRT Trans Semarang kebetulan ada 2 orang bule dari Kanada yang mengajak saya ngobrol,ternyata kita sama-sama sedang Backpackeran mereka menuju Banyumanik sedangkan saya menuju Terminal Unggaran,sayangnya kesempatan ngobrol dengan mereka cuma sebentar dan mereka turun terlebih dahulu.
“Kan belum sempat tukeran no hp,kok sudah turun duluan sist…..”
Sesampainya di terminal Unggaran/sisemut pas banget saya melihat banyak agen bus jurusan Jakarta,kesempatan emas buat saya untuk mencari tiket pulang ke Jakarta.. Padahal itinerary saya untuk kembali pulang ke Jakarta saya berencana untuk naik dari terminal Terboyo,akan tapi ketika saya melihat peta ternyata jauh pakai banget jika saya memutuskan kembali pulang ke Jakarta dari terminal Terboyo. Ya sudah saya beli tiket pulang saja disini untuk keberangkatan esok hari,jadi saya tidak perlu pusing lagi memikirkan tiket pulangnkarena sekarang saya sudah pegang tiketnya pulang.
Dari term Unggaran,Mbak Jati menyarankan saya untuk menyambung mini bus menuju Ambarawa.
“Sempat bingung juga mini bus,kalo di kota saya ini disebut Helf,mungkin buat orang Semarang mereka lebih menyebutnya dengan Mini Bus”
Sambil menanyakan ke penduduk sekitar dan benar saja mini bus yang Mba Jati maksud ialah Helf. Info dari Mbak Jati saya naik Mini Bus dan minta turun di Paulin,ketika saya tanya orang-orang mereka tidak ada yang tau apa itu Paulin. Mereka cuma menyarankan saya menuju Bawen. Ok,saya naik Mini Bus untuk menuju Paulin dan untungnya,sang sopir tau apa itu Paulin dan ternyata ????? enk ink enk…….
“Paulin itu Toko Roti !!! Pertigaan antara menuju Ambarawa dan Sumowono”
Dari Pauling menuju Pasar Sumowono saya menyambung Mini Bus/Helf,dari informasi Mba Jati saya minta turun di sub terminal Sumowono. Perjalanan menuju Pasar Sumowono ada peristiwa yang menarik buat saya. Ketika posisi saya sudah di dalam angkot tersebut, posisi sudah mulai penuh posisi saya duduk tepat di belakang supir, angkot pun mulai penuh dan akhirnya penuh tapi sopir malah masih ngetem.
Saya pun cuma bisa bersabar nih angkot kapan jalannya dan akhirnya angkot pun jalan menuju Sumowono. Dalam perjalanan di tiap gang/perempatan si supir angkot masih saja ngetam,yang buat saya salut semua penumpang tetap memberikan celah buat penumpang lain masuk. Padahal rata-rata penumpangnya Mbah-mbah yang lanjut usia dan hanya saya penumpang paling muda dan cool. Dalam perjalanan supir angkot tetap menarik penumpang hingga pada bergelantungan di pintu angkot.
“Yang bergelantungan di pintu angkot ialah Mbah-mbah/Nenek nenek yang bagi saya mereka ialah lansia perkasa, Peristiwa ini jarang bahkan tidak pernah saya liat di Jakarta. Kaum Lansia bergelantungan di angkot. Saluut buat warga Ambarawa !!!!”
Saya pun mencoba mengalah biar saya saja yang bergelantungan di angkot, namun apa daya buat bergerak aja sudah susah apa lagi berdiri.
Akhirnya tiba juga di Meeting Point Pasar Sumowono tepatnya di dalam terminal sub Sumowono,dan kedatangan saya sudah di nantikan oleh peserta lain yang datang lebih awal. Dari tempat meeting point rombongan di antar menuju Bantir Hills menggunakan sepeda motor, oia saya belum memperkenalkan apa itu Bantir Hills, dari info yang saya dapat Bantir Hills ialah wisata baru di sekitaran Bendungan-Ambarawa-Sumowono yang merupakan dataran bukit,hutan,pemandangan yang cocok buat liburan,bisa hammcok,camping dll semoga info yang berikan tidak salah. Bukit Bantir Hills memang cocok sekali buat acara camping,walau pun tempatnya tidak begitu luas,akan tetatpi sangat cukup untuk memuat sepuluh tenda.

Bahu membahu membuat tenda hingga menjelang malam acara utama ialah Baca Doa,Api Unggun,perkenalan masing masing dari kota/daerah mana,potong tumpeng dan makan makan.






“Selamat ulang tahun Backpacker Nusantara Joglosemar yang ke2,Semoga kedepannya makin solid dan anggotanya makin bertambah. Aminnn…..”
Menjelang malam saya putuskan tidur lebih awal mengingat seharian full saya belum kenal bantal,melawati malam di Bantir Hill membuat saya menggigil kedinginan. Pagi pun tiba,saya juga masih belum bisa move on dari tenda. Lagi-lagi Vertigo saya kambuh,, sementara temen-temen di luar sedang asik bermain games dari tuker kado foto-foto dan sebagainya sementara saya hanya duduk manis di tenda sambil menyaksikan keseruan mereka. Tapi saya bangga dan ini merupakan pengalaman berharga sekali buat saya. Untuk pertama kalinya saya ikut acara yang bukan sebagai anggota resmi dari komunitas ini. Kedatangan saya hanya sebagai tamu dari Jakarta. Bangga bisa menjadi bagian dari mereka. Menjelang siang saya pun pamit dengan mereka karena saya masih punya agenda selanjutnya yaitu belanja oleh-oleh khas Semarang (Lumpia dan Wingko) pesanan dari orang rumah.
Untuk kembali ke terminal Unggaran,saya di antarkan oleh salah satu peserta camping ceria kali ini,dan saya meminta di turunkan di pasar Sumowono untuk mencari oleh-oleh.
Masuk ke salah satu toko oleh-oleh khas Semarang,bingung banyak sekali pilihannya ? Yang di niatkan dari rumah akan membeli oleh-oleh lumpia atau wingko,kenapa saya beli Bakpia. Cuma gara-gara ada tulisan “Bakpia Khas Semarang” saya jadi lupa sama pesanan orang rumah.
“Efek vertigonya kali mas….ah,gak mungkin….!!!”
Oleh-oleh sudah di dapat,perjalanan selanjutnya ialah menuju terminal Unggaran dan kembali pulang ke Jakarta. Ritual solo backpacker ke Semarang kali ini benar-benar sukses,meskipun ada insiden boker di celana pada hari pertama saya di Semarang,bukan membuat saya malu. Justru menjadi catatan menarik buat saya dan next trip saya harus menyiapkan pampers orang dewasa biar insiden itu tidak terulang kembali. Bagaimana dengan sobat,apakah ungin mencoba solo backpacker ke Semarang.
jadi pgn rasain solo traveling ke semarang
Mantap Djiwa bisa backpackeran sendirian. Salam kenal. Saya juga anggota backpacker joglosemar. Asli Magelang tapi domisili Semarang.
salam kenal juga mas dari saya Backpacker Bekasi
Salam kenal, asik banget bisa jalan2 sendirian, lebih bebas mo ngapain aja…
betul mas,bebas mau ngapa-ngapain ????? gada yang larang :p
Asyik juga solo traveling di Semarang.
Jadi pengen juga.
di coba bang,banyak tempat bersejarah di semarang
Wah Solo seru yaa buat backpacker-an. Kapan – kapan ahh pengen, baru sampe yogya aja nih backpack nya 😀
Tar dulu …
Wah ” SOLO” keren ya buat Backpacker an
Baru sampai Jogja aja nih Backpacknya
((Baca berulang deh))
Apa mata saya yang picek bacanya haha
Bantar hills belum dikunjungi, yg laennya sudah semua
Kok pohonnya Engga senyum y pas dipoto
Hahahaha perhatiin aja fotonya :p
Sebenarnya ya backpaker-an itu sery banget. Dengan catatan gak bawa krucils.
krucils apa an ?? kru ciliks yah
Seru ya pengalaman backpackerannya mas.. ha..ha, pake tragedi kebelet BAB😊 nggak terlupakan pasti..
Aku bbrpkali ke Semarang, baru daerah Bandungan aja yang ke eksplor. Lainnya blm…
Pengen sih model backpacker, make alat transportasi umum..jadi kaya pengalaman, cuma aku krn mesti bawa anak..jdnya ga mungkin. Malah repot sendiri…
buat sejarah bawa ala backpacker bawa anak sensasinya kaya gimana yaa ;0
Aku kemarin hanya mampir lawang sewu… Artikel reportasenya belum tak posting di blog.. hahahaha
ayo bang ilham di post buat nambah-nambah kontent
Waktu masih muda (dah ngerasa tua aja ), gue udah pernah ke Jogja dan Solo, tapi dulu banget. Istri kepingin sekali diajak jalan-jalan ke Pulau Jawa, dengan senang hati saya mau semoga aja suatu saat nanti bisa terwujud.
amin bang..
Belum pernah nih ke Semarang, baru sampe Jogja aja. Next bisa dicoba deh..
recomend selain jogja 🙂
saya yang gak jauh dari semarang aja belum pernah explore wisata semarang, baru planning semoga tahun ini bisa terlaksana. 😀
Very good info. Lucky me I ran across your site by accident (stumbleupon).
I’ve book-marked it for later!