Sebenarnya ingin sekali Explore Baduy ala solo backpacker dan ini juga merupakan itinerary yang sudah disusun sejak 3 tahun yang lalu namun belum sempat terealisasi. Riset sana sini mencari informasi tentang perjalanan liburan ke Baduy hasilnya sangat mengejutkan. Kebanyakan informasi yang di dapat,mereka mereka yang pernah Backpacker ke Baduy menghabiskan biaya kisaran 500K per orang. 500K per orang itu sudah termasuk ongkos,sewa guide lokal+bermalam di perkampungan suku Baduy Dalam. Itu juga harus pintar pintar menawar guide lokal untuk disewa jasanya per hari. Kalau buat rombongan sih enak bisa share cost lalu bagaimana jika sendiri solo backpacker ke Baduy,yang ada malah boncos. Beberapa temen Backpacker yang pernah ke Baduy menganjurkan untuk mengikuti open trip yang konon katanya jauh lebih murah jika di bandingkan tanpa open trip. Tanpa pikir panjang dari pada agenda trip Explore Baduy tertunda lagi akhirnya yesssssss mengikuti anjuran dari temen.
Sebelum Fix Explore Baduy,Ajak Admin Dari Ngayap.com (Idris Hasibuan)
Berawal dari kegiatan blog walking sesama Blogger,berlanjut hingga ke Inbox tukeran contak lalu Jadian merencanakan Trip bareng. Si admin ngayap.com next trip mau kemana ? begitu katanya. Dengan semangat saya jawab 12-13 Mei 2018 Ke Baduy Yuuk Bang…..!!! Tapi Pakai OT. Jawabanya pun meyakinkan Oke Ayo…!!! Awal nya kita tidak saling mengenal,hanya sebatas kenal satu profesi aja yaitu sama-sama sebagai Blogger. Si admin lalu mepercayakan saya untuk mengurus pembayarannya Boking Seat kepada pihak agen.
Sedikit informasi tentang admin ngayap.com. Selain aktiv menulis di blog pribadi,si mimin juga merupakan penulis di berbagai situs popular yang bikin siapa saja gregetan membacanya. Apalagi si mimin mengaku sebagai Blogger baper. Setiap kontentnya itu loh tidak bisa jauh dari Baper. Penasaran ??? Silahkan kunjungi Blog www.ngayap.com dan jangan lupa tinggalkan kenangan blognya.
Selain ajak admin ngayap.com,saya juga ajak partner trip setia saya @rahman. Doi yang biasa tua di gunung,tapi pada trip kali ini saya akan menculik dia untuk ikut berpatispasi dalam kegiatan menyusuri kearifan budaya lokal suku Baduy (Luar dan Dalam).
Ternyata Benar !!! Explore Baduy Pakai Open Trip Jauh Lebih Murah
Sekian banyak jasa agen perjalan Open Trip Explore Baduy yang saya kepoin,terpilih lah Wuki Travel dengan harga paket 250K per orang. Alasan utama memilih Wuki Travel apa lagi jika bukan harga yang di tawarkan. Jika di bandingkan dengan agen yang lain ? ini yang paling cocok untuk kantong para Backpacker.
Setelah dapat agen OT yang cocok,saya langsung menghubungi admin ngayap.com. Kebetulan doi juga pernah pakai agen ini dan katanya pelayanannya bagus. Ok !! Karena takut kehabisan seat,saya langsung boking (bayar DP) untuk Explore Baduy tanggal 12-13 Mei 2018.
Itenarary yang di berikan oleh pihak sang agen hampir sama semua dengan itinenary agen lain yaitu meet po di St Tanah Abang,makan 2 x,guide lokal dan lain-lain. Namun jika di lihat dari segi harga inilah yang terbaik. Jika ada yang tertarik untuk mengexplore Baduy dengan batuan agen OT Wuki Travel dan Jadwal Trip plus cek itinerarynya silahkan klik Wuki Travel
Explore Baduy Kali Ini Pesertanya Caem-Caem
Seperti biasa,menjelang hari H pasti setiap agen OT akan selalu membuat Grup WA yang isinya para peserta trip. Tentu saja moment itu di manfaatkan sebagai ajang perkenalan diri sebelum hari H. Intip-intip para anggota grup dan uiiiiiih ternyata pesertanya blaem-blaem jadi makin semangat. ‘Gak mesti caem-caem juga sih,apa pun pesertanya juga semangat kok….
Menuju Meeting Point St Tanah Abang,Explore Baduy Di Mulai
Jam 4 pagi start dari rumah Rahman di Cibubur langsung menuju St. Pondok China. Sempat dilema mau titip motor dimana ? akhirnya kita putuskan untuk menitipkan motor di St. Pondok China. Kereta Commuter Line pun tiba kita langsung menuju St.Tanah Abang. Setibanya di meeting point langsung menghubungi @eful_fahriza yang merupakan TL dari pihak agen.

Satu persatu semua peserta sudah berkumpul,Jam 07.30 sesuai dengan yang ada di itinerary rombongan langsung berangkat menuju St. Rangkas Bitung.
2 Jam Perjalan Dengan Kereta Commuter Line St Tanah Abang-Rangkas Bikin Dengkul Gemetaran
Jujur iya capeek karena berdiri,serasa kaya habis melaksankan upacara bendara ketika jaman SD dulu. Akan tetapi rasa capek berdiri seakan sirna karena dari semua peserta trip sudah memulai keakrabannya. Awalnya dari yang malu-maluin hingga tidak tau malu. Tidak usah jaim di moment seperti ini.
Sabar !!! 2 Jam lagi,Dari St.Rangkas Menuju Term Ciboleger
Setibanya di St Rangkas perjalanan di lanjutkan menuju Ciboleger dengan menaiki kendaraan umum “carter angkot/Helf
”FYI : Ciboleger merupakan gerbang utama untuk berkunjung ke Baduy. Sebenarnya terdapat beberapa gerbang menuju Baduy. Namun yang paling sering di lewati adalah melalui gerbang Ciboleger dan Cijahe”
Dalam perjalanan dari St Rangkas menuju Ciboleger dengan Helf,kondisi jalan cukup bagus namun sejam kemudian selanjutnya jalan yang kita lewati mulai rusak dan berkelok naik turun di tambah siang terik matahari yang membuat ketiak kita basah.
Tiba Ciboleger Pas bangat Ada Alfam**rt, Disini Kita Bisa melengkapi Perbekalan Sebelum Explore Baduy
2 Jam kurang lebih perjalanan yang kita lalui tentu saja membuat kita lapar,tidak usah kawatir disini tersedia banyak warung makan dan ada 1 toko primadona alfam**rt disni. Dengan begitu akan sangat membantu para pengunjung untuk melengkapi perbekalan. Di Ciboleger juga di jadikan sebagai lahan parkir untuk para pengunjung yang ingin meningap di Baduy. Tarifnya untuk Mobil 25K per malam dan 10K untuk motor per malam.

Kehadiran kita juga langsung di sambut anak anak kecil suku Baduy. Disini juga saya atau peserta lain mungkin untuk pertama kalinya melihat penduduk asli Baduy lengkap dengan attribute khasnya yaitu ikat kepala dan golok.
“Masih kecil sudah mainan golok,haduuuuh……..!!!! coba di Ibu Kota anak kecil sudah pada bawa gadget tapi disini kita melihat langsung anak kecil pada membawa golok”
Sebelum Explore Baduy Ada Baiknya Kita Pelajari Dahulu Sejarah Suku Baduy
Sebutan “Baduy” merupakan sebutan yang di berikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut,berawal dari sebutan para peniliti Belanda yang agaknya mempersembahkan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (Nomaden).
Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai Urang Kanekes atau Orang Kanekes. Sesuai dengan nama wilayah mereka,atau sebutan yang mengacu pada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo (Sumber : Wikipedia)
Untuk Explore Baduy Luar & Dalam Di Butuh Kan Waktu Kurang Lebih 4 Jam Tracking Jalan Kaki
Sebelum penjelajahan di mulai kita di perkenalkan oleh penduduk asli Baduy Lupa Namanya yang akan menjadi pemandu kita kali ini. Menurutnya ? Untuk bisa sampai kepemukiman Baduy Dalam kita harus jalan kaki kurang lebih 4 jam dengan jarak tempuh 12 Kilo.
“Whattsss 4 Jam…? Ah sepele…”
Buat yang pernah mendaki gunung mungkin ini tidak seberapa bahkan saya meyepelekannya. Ekspetasi saya ? ini kan bukan gunung hanya sebuah bukit pasti akan sangat mudah untuk di lalui.


Sebelum menuju Baduy Dalam sebagai tujuan utama,kita harus melewati Baduy Luar terelebih dahulu. Disini kita melihat kehidupan langsung masyrakat Baduy Luar dengan berbagai macam aktivitas. Ada yang berjualan,membuat tenun,ada yang bermain Mobile Legend,melihat anak kecil berlari-lari,ada pula yang sibuk berkebun. Namun kebanyakan dari aktivitas masyarkat tesebut,saya tidak melihat masyarakat Baduy Luar yang memakai iket kepala berwarna hitam/biru tua yang bisa di jadikan acuan untuk membedakan Masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam.


Perbedaan Masyarkat Baduy Luar Dan Baduy Dalam
Baduy Luar : Merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa faktor yang meyebabkan mereka keluar. Namun pada dasarnya peraturan adat mereka hampir sama namun yang lebih membedakan paling mencolok ialah masyarakat Baduy Luar lebih mengenal atau menerima teknologi dan ini tidak berlaku untuk masyarakat Baduy Dalam.
Baduy Dalam : Kebalikannya dari Baduy Luar,masyarakat Baduy Dalam masih tertutup dari dunia luar. Bahkan mereka menolak teknologi yang berkembang saat ini. Mereka masih memegang teguh adat istiadat leluhur mereka.
Dari perbedaan tersebut yang sangat mencolok ialah pakaian yang mereka pakai sehari-hari. Masyarakat Baduy Luar sudah terbiasa menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jean. Sementara masyarakat Baduy Dalam selalu menggunakan iket kepala berwarna putih untuk pria yang di tenun dan di jahit sendiri dan di larang menggunakan pakaian modern. Pakaian tersebut mereka pakai sehari-hari,selain itu Masyarakat Baduy Dalam juga tidak di perbolehkan menggunakan alas kaki.
“Bang…saya sering melihat orang-orang yang mirip berpakaian seperti itu di jalan dengan ikat kepala berwarna putih,tidak beralaskan kaki sambil berjualan madu. Mereka orang Baduy bukan yaaah…..”
Explore Baduy Kurang Lebih 4 Jam Bikin Kita Ngos-Ngosan
Selama perjalanan kita selalu di temani oleh anak kecil Suku Baduy Dalam yang menggemaskan. Mereka juga menawarkan jasa bagi kita yang tidak kuat berjalan dengan cara tas kita mereka yang memanggul. Tarifnya pun cukup murah,berkisar 20-25K sekali jalan.

Entah mereka (masyarakat Baduy Dalam) terlahir dan terbuat dari apa kok bisa sekuat itu padahal mereka berjalan tanpa alas kaki dan memakan apa yang mereka temukan di alam. Sementara kita yang hampir tiap hari makan 4 sehat 5 sempurna dan menggunakan alas kaki bisa kalah dengan mereka.
Explore Baduy Ada Tanjakan Cinta
Perkampungan demi perkampungan Lupa Namanya Baduy Luar sudah kita lalui,kini kita di pertemukan sebuah jembatan yang terbuat dari bambu yang menandakan jika ini pembatas antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Dengan begitu segala peraturan adat Baduy Dalam harus kita patuhi dan hormati.

“Sedih ! disini kita dilarang atau di haramkan untuk mengambil gambar,hanya kenangan yang di perbolehkan”
Sebelumnya saya pernah membaca catatan kopertraveler.com tentang perjalanan admin explore Baduy. Dari tulisan tersebut saya di perkenalkan dengan Tanjakan Cinta. Keren juga sih namanya “Tanjakan Cinta” sama dengan sebuah tanjakan cinta di Gunung Sumeru hanya lokasinya saja yang berbeda.

Awalnya saya tidak meyadari jika tanjakan yang di lalui ini adalah tanjakan cinta Baduy. Saya menyadarinya ketika melawati jalur ini membuat dengkul saya keropos. Benar saya tidak bohong,tanjakan ini pasti bisa membuat siapa saja kewalahan. Panjang tanjakan tesebut kurang lebih 300 meter dengan kemiringan 75 derajat. Siapa saja yang melewati tanjakan tersebut pasti bakal teriak “Ampun 1000x”. Benar saja,tanjakan yang baru saja saya lalui ini adalah tanjakan cinta. Sama persis apa yang sudah saya baca di blog kopertraveler.com
“Penasaran sama Tanjakan Cinta Baduy ? Makanya ke Baduy sekarang….”
Sayangnya saya tidak bisa mengabadikan gambar tanjakan tersebut karena adanya larangan mengambil gambar jika sudah berada di wilayah perkampungan Baduy Dalam. Jadi saya hanya bisa menceritakannya saja.
Explore Baduy Biar Lengkap Dengan Menginap Di Rumah Penduduk Baduy Dalam
Perjuangan melewati tanjakan cinta dengan sekuat tenaga hingga bikin dengkul encok,selanjutnya ialah menuju desa Cibeo. Desa Cibeo merupakan salah satu desa diantara desa desa lainnya yang berada di wilayah Baduy Dalam.
Menurut informasi yang saya dapat,desa Cibeo lah yang di jadikan atau di izinkan buat para pengunjung yang ingin merasakan sensasi bermalam di perkampungan suku Baduy Dalam.
“Bermalam tanpa gadget,mandi tanpa sabun dan odol terus cebok pakai apa”
Untuk menuju desa Cibeo kurang lebih satu jam tracking dari tanjakan cinta. Kaki yang sudah mulai gemetaran seakan-akan sudah tidak sabar ingin sampai di desa tersebut. Untung saja sebelum magrib kita sudah tiba di desa Cibeo,kehadiran kita langsung di sambut oleh penduduk asli Suku Baduy Dalam. Anak kecil dari suku tersebut banyak yang menghampiri kita,tentu saja kita menggodanya dan membagikan makanan yang kita bawa.
Istirahat,Bermalam Tanpa Gadget,Anak Kecil Yang Lucu-Lucu Dan Gadis Baduy Yang Cantik-Cantik
Sebuah pengalaman yang luar biasa yang pernah kita lalui. Biasa tiap malam jika di rumah kita sibuk main gadget,galau di sosmed atau sibuk bikin video tik-tok tapi tidak untuk malam ini. Malam ini posisi kita berada jauh dari keglamouran dunia maya,kita berada di tengah-tengah hutan dan di kelilingi oleh penduduk yang sangat menjaga adat leluhur mereka. Untuk mandi saja kita tidak di izinkan membawa sabun ataupun air,jadi kita bersih bersih hanya mengandalakan air pancoran saja.
Baca juga : Solo Backpacker Ke Garut Trip Sejarah Dan Budaya
Lanjut makan malam,saat itu kita di hidangkan makan ala kadarnya seperti Mie Rebus,Sarden,Sambal,Nasi Putih dan Nasi Merah. Sebagian dari menu tersebut kita bawa dari rumah lalu di hidangkan disana dan di makan bersama-sama.

Setelah makan kembali kita bercengkrama dengan penduduk asli Baduy Dalam. Gak nyangka loh ? menurut pengakuan pribadi saya. Anak kecil asli Baduy Dalam lebih mengemaskan di bandingkan dengan Baduy Luar. Pengakuan tersebut juga di Iya kan dengan para peserta yang lain.
Begitupun gadis-gadis disana tampak cantik-cantik,bersih-bersih bahkan ada yang mengira jika gadis baduy memakai bedak. Terlihat sekali dengan penampilan yang bersih dengan bibir yang agak kemerahan.
“Seperti melihat mimiperi Bidadari di tengah hutan…”
Beralaskan tikar sebagai alas tidur,lilin yang terbuat dari minyak sayur yang di jadikan sebagai alat penerangan kita lalui malam itu penuh dengan kenikmatan.“Ternyata hidup seperti ini lebih nikmat di bandingkan hidup yang seperti biasa kita lakukan”
Explore Baduy selesai,Waktunya Pulang Kembali Ke Dunia Penuh Drama
Sedih yang kita rasakan karena harus meninggalkan kampung ini,tapi ada yang lebih menyedihkan sih yaitu lupa kenalan sama gadis baduy yang cantik-cantik itu kenangan ini hanya bisa kita ceritakan kepada teman-teman di rumah tanpa bisa menunjukan sebuah gambar bagaiman kehidupan disana. Apapun alasannya kita harus tetap mematuhi adat leluhur mereka. Tidak lupa pamit kepada mereka dan mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menerima dan memperlakukan kita dengan baik disini.

Rute dalam perjalanan pulang sangat berbeda dengan rute saat kia berangkat. Jika kemarin kita masuk dari gerbang Ciboleger,kali ini kita pulang melewati gerbang Cijahe.

2 jam waktu normal dalam perjalanan menuju pulang (gerbang Cijahe) nanti disini kita akan melewati sebuah jembatan yang terbuat dari akar pohon dan merupakan salah satu icon Suku Baduy. Dari jembatan akar tersebut,kita di izinkan berenang atau mandi di aliran sungai tetap dengan keadaan safety.


Oia buat yang capek dan lelah Tidak jauh dari jembatan akar tersedia jasa ojek yang siap melayani mengantarkan pengunjung sampai ke gerbang Cijahe dengan tarif 25K.
Baca Juga : Sendirian Camping Di Telaga Cebong Dieng
Di gerbang Cijahe juga banyak terdiri warung yang siap menyambut para pengunjung,selain warung banyak rumah penduduk lokal yang di jadikan kamar mandi umum untuk sekedar bersih-bersih sebelum pulang kembali ke Jakarta.
Tips Berkunjung Ke Baduy
- Persiapkan mental fisik dan stamina karena track yang di tawarkan membutuhkan perjuangan.
- Usahakan jangan datang disaat musim penghujan
- Patuhi segala peraturan yang berlaku terutama jika sudah berada di Baduy Dalam
- Siapkan perbekalan yang cukup
- Untuk oleh-oleh disarankan membeli di Baduy Dalam seperti tenun,madu,gelang dan lain-lain karena harganya lebih murah dibandingkan membelinya di Baduy Luar
Transportasi Dari Jakarta Menuju Baduy
St Tanah Abang merupakan inti sebelum di mulai perjalanan. Dari stasiun tersebut dilanjutkan dengan kereta Commuter Line jurusan St Rangkas Bitung. Dari St Rangkas Bitung jalan kaki menuju Terminal Aweh dan di lanjutkan kembali menaiki Helf jurusan Ciboleger.
Jadi kapan kamu berencana untuk Explore Baduy,kehadiran kita di nantikan loh oleh mereka.
Lengkap bngat catpernya,, itu orang tua asuh yg cowok kan yg gayanya selangit ya, haha peace #ntar orangnya baca lagi
hahahaha moga aja jodohkan
wahh ini seru jalan-jalannya, cuma saya punya pertanyaan. Kan gitu rombongan sampai di Baduy dalam, lalu makan malam membawa makanan-makanan dari luar. Apakah Baduy Dalam menerima makanan tersebut (dimakan) soalnya kan mereka menolak apa-apa yang dari luar bukan?
justru kita bawa oleh-oleh (dalam bentuk makanan) buat mereka. seperti beras,kopi,ikan asin dll dan itu di masak oleh mereka dan kita nikmati bersama-sama
menggiurkan ya perjalanan ke baduy.. bikin capek ya??,, udah ga sekuat dlu lagi pasti sulit nih lewati medannya
pernah kesana juga ya om
waduh jd pingin banget nih trip ke sana
jadi kapan mau kesana,kehadiran kita di nantikan loh oleh mereka
Duh udah lama pengen ke Baduy tapi belum kesampean sampe sekarang. Jadi makin kepengen!
sama mba, ini juga itin saya dari dulu. Akhirnya kesampaian juga heheh
Kebersahajaan hidup mereka hebat ya. Ditengah modernisasi tetap saja mereka hidup dengan apa adanya.
Bahkan untuk mandi saja dilarang gunain sabun dan shampoo.
Ngomong-ngomong, saat itu disana beli kain tenun khas Baduy ngga ?.
Pengen sih beli,tapi anggarannya ga cukup 🙂
Perjalanan yang luar biasa
makasih kang